Wednesday, August 24, 2016

Drama

Secara umum, pengertian drama merupakan suatu karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dan dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah drama dapat dikenal dengan istilah teater. Drama juga dapat dikatakan sebagai cerita yang diperagakan di panggung dan berdasarkan sebuah naskah.

Unsur-unsur drama
  • Alur yaitu jalan cerita dari sebuah pertunjukkan drama mulai babak pertama hingga babak terakhir
  • Tokoh drama atau pelaku drama terdiri dari tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama atau peran utama disebut primadona sedangkan peran pembantu disebut figuran
  • Watak adalah perilaku yang diperankan oleh tokoh drama. Watak protagonis adalah watak (periku) baik yang diperankan oleh tokoh drama, contohnya : penyabar, kasih sayang, santun, pemberani, pembela yang lemah, baik hati dan sebagainya. Sedangkan watak antagonis adalah watak (perilaku) jahat yang diperankan oleh tokoh drama, contohnya : sifat iri dan dengki, kejam, penindas dan sebagainya
  • Latar atau setting adalah gambaran tempat, waktu dan situasi peristiwa dalam cerita   drama
  • Amanat drama adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada penonton. Amanat drama atau pesan disampaikan melalui peran para tokoh d
  •  Tema adalah ide pokok atau gagasan utama sebuah cerita drama
  • rama.
        
Contoh Resensi FILM

RESENSI FILM DENIAS, SENANDUNG DI ATAS AWAN

 JUDUL FILM                : Denias, Senandung     di atas awan

PENULIS                       : Jeremias Nyangoen dan Monty Tiwa
PRODUSER                  : Nia Zulkarnaen dan Ari Sihasale
SUTRADARA                : John de Rantau
TAHUN PRODUKSI     : 2006 
DURASI                        : 110 Menit
NAMA PEMAIN           :
·         Albert Tom Joshua Fakdawer
·         Ari Sihasale
·         Nia Zulkarnaen
·         Marcella Zalianty
·         Michael Jakarimilena
·         Pevita Eileen Pearce
·         Mathias Muchus
·         Audrey Papilaya

Denias, Senandung di Atas Awan merupakan sebuah film yang wajib ditonton oleh mereka yang peduli tentang pendidikan di Indonesia. Film ini diambil dari kisah nyata yang memberikan banyak motivasi untuk tetap semangat mencari ilmu.
Skenario film ini ditulis oleh Jeremias Nyangoen dan Monty Tiwa. Jeremias Nyangoen (lahir di Pontianak, 29 Juni 1968) adalah seorang aktor Indonesia yang dikenal memerankan Sumanto dalam film “Kanibal-Sumanto” pada tahun 2004. Monty Tiwa (lahir di Jakarta, 28 Agustus 1976) adalah seorang sutradara dan seorang penulis skenario asal Indonesia. Dia jiga dikenal sebagai produser film, penyunting film, dan pencipta lagu. Ia pernah bekerja di Trans TV sebagai Creative Writer (2002-2003), di RCTI sebagai Head Section (2003-2004), dan di MNC sebagai Creative Director (2004-2005). Kini Monty Tiwa bekerja sebagai penulis lepas dan sutradara. Skenario karya Monty Tiwa adalah “Andai Ia Tahu”, “Vina Bilang Cinta”, “Biarkan Bintang Menari”, “9 Naga”, “Juli di Bulan Juni”, “Mengejar Mas-mas”, “Otomatis Romantis”, “XL”, “Antara Aku, Kau, dan Mak Erot”, “Kalau Cinta Jangan Cengeng”, “Antara Aku, Kau, dan Saipul Jamil”, “XXL Double Extra Large”. Penghargaan yang pernah diraih oleh Monty Tiwa antara lain, Skenario Terbaik (Film Cerita Lepas), Piala Vidia FFI 2005 untuk Juli di Bulan Juni, Penata Sunting Terbaik Piala Vidia FFI 2006 untuk Ujang Panty 2, Penulis Skenario Cerita Asli Terbaik Piala Citra di FFI 2006 untuk Denias, Senandung di Atas Awan.
 Film ini menceritakan tentang perjuangan seorang anak pedalaman Papua yang bernama Denias untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Seluruh setting lokasi dilakukan di Pulau Cendrawasih ini. Cerita dalam film ini merupakan adaptasi dari kisah nyata seorang anak Papua yang bernama Janias.
Sebuah film yang harus ditonton oleh meraka yang mengaku peduli dengan dunia pendidikan di Indonesia. Sebuah film yang membuka pandangan kita tentang betapa pendidikan yang layak di negeri ini masih sangat mahal, masih sangat rumit dan masih banyak diskriminasi-diskriminasi yang tidak masuk akal.
Dalam film ini juga dapat kita lihat keindahan Provinsi Papua yang berhasil direkam dengan begitu indahnya.
Keunggulan film DENIAS “Senandung di Atas Awan” adalah dari tema yang diangkat adalah pendidikan. Ini memberikan nilai positif dari film tersebut, karena sangat sedikitnya film pendidikan yang di angkat dengan kenyataan sekarang yang maraknya film horror dan cinta yang di angkat menjadi tema. Film DENIAS ini bisa dijadikan contoh sebagai produser-produser lain agar tetap menjalankan nilai pendidikan dalam film mereka. Sedangkan kelemahan dari film ini adalah karena ceritanya sangat sederhana dan penyampaiannya sangat monoton. Kadang membuat orang malas untuk menonton walaupun tema yang di angkat bagus.
Tema yang diangkat oleh cerota ini adalah tentang film pendidikan, yaitu perjuangan seorang anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dengan usaha yang dia lakukan sehingga mendapatkan sekolah gratis. Amanat yang terkandung dalam film ini, yaitu memberikan semangat yang luar biasa dari seorang anak pedalaman Papua untuk sekolah kepada kita dan memberikan semangat untuk memperjuangkan apa yang kita inginkan. Alur ceritanya menggunakan alur maju atau progresif, karena ceritanya runtut dari Denias mendapatkan pendidikan di sekolah darurat dekat tempat tinggalnya sampai mendapatkan sekolah di kota. Tokoh-tokoh dengan karakter yang diperankan dalam film tersebut menjadi kekuatan dalam film tersebut. Sudut pandang cerita ini berdasarkan kisah nyata seorang anak pedalaman Papua yang bernama Janias yang mempunyai semangat tinggi untuk mendapatkan pendidikan dan sekarang Janias kuliah di Australia.
Sebagian besar lokasi syuting film ini ertempat di daerah kerja PT. Freeport Indonesia, sebuah perusahaan asing yang bergerak di bidang pertambangan tembaga dan emas di Papua. Lokasi perkampungan Denias mengambil tempat di kawasan pegunungan Wamena. Rumah-rumah yang dipakai syuting merupakan rumah asli masyarakat setempat, namun ada sebagian yang dibangun untuk kebutuhan syuting. Sebagian penduduk setempat juga merupakan figuran. Syuting sekolah Denias bertempat di SD-SMP YPJ Kuala Kencana. Sebagian besar figuran dalam adegan sekolah film ini merupakan siswa-siswi YPJ Kuala Kencana. Tempat-tempat lain yang juga digunakan dalam film ini adalah Kota Timika dan Kuala Kencana.
Film Senandung di Atas Awan, memperlihatkan sisi kehidupan papua yang benar-benar masih murni suku pedalaman. Hal ini dapat dilihat dari pakaian. Pakaian penduduk asli pedalaman masih di tunjukan dengan pakaian adat Papua, masih menggunakan koteka walupun sebagian sudah mengenal pakaian penutup. Tapi di dalam film ini benar-benar tidak merubah adat kebiasaan orang pedalaman disana, rumah adat desa Wamena, logat bahasa juga sangat kental sekali. Sehingga film ini terlihat benar-benar murni. Dalam film ini di gambarkan secara jelas kehidupan di suku pedalamannya dari kebudayaannya. Contoh dalam film tersebut di gambarkan anak yang sudah beranjak dewasa diwajibkan memakai koteka dan setelah upacara pemakaian koteka tersebut dipisahkan tempat untuk laki-laki dan perempuan dan juga dalam upacara berkabung di Papua, suami yang istrinya meninggal, jarinya dipotong untuk menandakan bahwa suami itu duda dan tradisi mandi Lumpur, dll. Ilustrasi Musik yang dipakai sekaligus soundtrack film ini dinyanyikan langsung oleh Albert pemeran Denias. Lumayan bagus sesuai dengan isi film tersebut, kesan dramatik lumayan muncul dalam film tersebut tetapi sedikit terlalu berlebihan dalam film tersebut. Teknik pengambilan gambar lumayan bagus saat seluruh wilayah kepulauan Cendrawasih di tampilkan seluruhnya sangat bagus. Dan pengambilan gambar di sekitar desa di pedalaman itu sangat bagus. Dalam film ini benar- benar ingin menonjolkan keindahan kepulauan Cendrawasih.
APRESIASI FILM DAN DRAMA

apresiasi/ap·re·si·a·si/ /aprésiasi/ n
1
kesadaran terhadap nilai seni dan budaya;
2 penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu;
3 kenaikan nilai barang karena harga pasarnya naik atau permintaan akan barang itu bertambah;


berapresiasi/ber·a·pre·si·a·si/ v mempunyai apresiasi; ada apresiasi;

mengapresiasi/meng·ap·re·si·a·si/ v melakukan pengamatan, penilaian, dan penghargaan (misalnya terhadap karya seni)

Apresiasi adalah penghargaan atau penilaian yang positif terhadap suatu karya tertentu. Sedangkan seni merupakan sesuatu yang diciptakan manusia yang mempunyai nilai keindahan atau estetika.

Film
 Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu. (Effendy, 1986: 134). Pesan film pada komunikasi massa dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi film tersebut. Akan tetapi, umumnya sebuah film dapat mencakup berbagai pesan, baik itu pesan pendidikan, hiburan dan informasi. Pesan dalam film adalah menggunakan mekanisme lambang-lambang yang ada pada pikiran manusia berupa isi pesan, suara, perkataan, percakapan dan sebagainya.
 Apresiasi film adalah sebuah cara dalam menilai sebuah film melalui proses melihat, menganalisis dan mengevaluasi. Ada juga yang mengatakan apresiasi adalah sebuah proses memahami, menikmati dan menghargai sebuah karya. Puncak dari apresiasi atau proses lanjut darinya adalah kritik film

 Unsur-Unsur Pokok Film antara lain:
1. Penulis Skenario
Penulis skenario adalah orang yang membuat skrip naskah film, secara mendetail sehingga semua unsur yang terlibat dalam pembuatan film bisa menerjemahkan tugas-tugasnya dengan optimal. Karena dalam skenario harus rinci dan jelas segala bentuk lakuan-lakuan yang harus dilakukan oleh aktor/aktris.

2. Sutradara
Sutradara berperan sebagai pemegang pimpinan dalam pembutan film dari awal hingga akhir. Sutradara bertanggung jawab atas pengarahan selruh proses pembuatan film.

3. Aktor/aktris
Aktor/aktris merupakan pemain dalam sebuah film beserta selruh lakuan/aktingnya.

4. Juru kamera
Tugas dari juru kamera adalah mengambil gambar dalam proses pembuatan film. Gambar diambil tentunya atas dasar skenario dan arahan dari stradara yang merupakan pemimpin dalam dalam proses pembuatan film.

5. Penyuntingan (editing)
Editing adalah proses penyusunan gambar-gambar film yang dilakukan oleh seorang editor. proses editing dilakukan setelah selruh proses pengambilan gambar/film selesai dari awal hingga akhir.

6. Penata artistik
Penata artistik terdiri atas penata suara, busana, rias dan setting. Tentu saja penata artistik juga harus dapat mengaktualisasikan apa yang diinginkan oleh tuntutan skenario.

7. Produser
Produser merupakan orang yang membiayai selruh pembuatan film sampai dengan promosi dan pemasarannya.
 

Sistematika Resensi Film
a. Pendahulan
– Judul Film :……
– nama Sutradara :…….
– Prodser :…..
– Penulis Skenario :……
– Pemain : …….


b. isi Resensi
Isi resensi film meliputi alur cerita, pembahasan karakter aktor dan aktris, sutradara, skenario, editing, dan tata artistik.

c. Penutup
berisi tentang kesimpulan kelebihan dan kekurangan filmresensi.ialah....
berisi simpulan mengenai kelebihan dan kelemahan film dan juga pendapat dari penulis.



Monday, August 22, 2016

LATIHAN MATERI MAJAS       BAB II

  1. Dibawah ini yang menggunakan majas metafora adalah...
a.Mukanya pucat bagai mayat.
b.Perpustakaan adalah gudang ilmu.
c. Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
d. Melati, lambang kesucian.
e. Indonesia akan memilih idolanya malam nanti.

 

2.Perhatikan kalimat-kalimat dibawah ini :
(1)Jonathan adalah bintang kelas dunia.
(2)Ia terkenal sebagai buaya darat.
(3)Rumah itu hangus dilalap si jago merah.
(4)Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.

Kalimat manakah yang menggunakan majas simbolik...
a. (1) dan (2)
b. (2) dan (3)
c. (1) dan (3)
d. (2) dan (4)
e. (1),(2) dan (3)

3. Suaranya menggelegar membelah angkasa.
Kalimat mana yang menggunakan majas seperti kalimat diatas...
a. Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
b. Di kantongnya selalu terselib gudang garam.
Teratai, lambang pengabdian.
d. Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.
e. Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.

4. Yang termasuk majas pertentangan adalah...
a. Paradoks
b. Alegori
c. Personifikasi
d. Simbolik
e. Paralelisme

5. Minggu lalu aku dan keluargaku pergi berlibur ke Yogyakarta. Kami mendatangi beberapa pantai, salah satunya Pantai Baru. Disana kami menemukan suasana yang asri. Angin menggerakkan pohon-pohon kwaru, ombak berlari-lari menepi mengejar kami. Terik matahari membakar kulit sampai keringat bercucuran.

Majas yang terkandung dalam paragraf diatas adalah...
a. Alegori
b. Paralelisme
c. Asosiasi
d. Hiperbola
e. Personifikasi

6. Majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis adalah...
a. Perumpamaan
b. Asosiasi
c. Personifikasi
d. Alegori
e. Metafora

7. Majas dibagi menjadi beberapa macam jenis yaitu...
a. Perbandingan, pertentangan, sindiran, dan penegasan.
b. Perumpamaan, sindiran, simbolik, dan personifikasi.
c. Repetisi, ironi, metafora, dan eufumisme.
d. Metonimia, sindiran, pertautan, dan pertentang
e. Perumpamaan, pertentangan, sindiran dan tautan.

8. Kalimat dibawah ini yang menggunakan majas metonimia...
a. Pak Budi naik sepeda motor ke sekolah.
b. Saya naik sepeda ke warung.
c. Paimin naik garuda ke Singapura.
d. Sutiyem memakan dodol dari Bandung.
e. Yuli terperangkap muslihat buaya darat. 

9. Dibawah ini termasuk dalam majas penegasan, kecuali...
a. Pleonasme
b. Repetisi
c. Metonimia
d. Paralelisme
e. Tautologi

10. Di bawah ini kalimat yang bukan menggunakan majas pertentangan adalah...
a. Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
b. Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini.
c Dia dianggap anak emas majikannya.
d. Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.
e. Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.

11. Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu itu.
Kalimat di atas menggunakan majas...
a. Ironi
b. Sarkasme
c. Retorik
d. Sinisme
e. Hiperbola

12. Sinisme adalah majas yang...
a. mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.
b. mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.
c. menyatakan hal yang bertentangan denganmaksud menyindir.
d. menyatakan sindiran secara langsung.
e. sindiran yang paling kasar.

13. Majas asosiasi sering juga disebut majas...
a. Perumpamaan
b. Personifikasi
c. Metonimia
d. Sinisme
e. Perbandingan

14. Tujuan dari penggunaan majas adalah...
a. Memberikan kesan bahagia.
b. Tercipta sebuah kesan imajinatif.
c. Melampiaskan kreatifitas.
d. Memberikan pesan moral.
e. Menunjukan unsur instrinsik.

15.
(1) Awalnya anak itu tengkurap.
(2) Terus dia berusah untuk berjalan.
(3) Lalu perlahan berdiri.
(4) Selanjutnya dia berlari sekuat tenaga.
(5) Lanjut dia mempercepat gerak kakinya.

Agar menjadi paragraf yang menggunakan majas klimaks maka urutan yang tepat adalah...
a. (1),(2),(3),(4),dan(5)
b. (2),(5),(1),(4),dan(3)
c. (1),(3),(2(),(5), dan(4)
d. (2),(3),(1),(5),dan(4)
e. (2),(3),(1),(4),dan(5)

16. Kalimat di bawah ini yang menggunakan majas tautologi yaitu...
a. Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
b. Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
c. Semua orang dari anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut antri minyak.
d. Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran saja.
e. Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?

17. Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.
Kalimat dibawah ini yang menggunakan majas sama dengan kalimat di atas yaitu...
a. Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
b. Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini.
c. Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.
d. Naiklah ke gerobak saya yang sedang parkir di sana.
e. Suaranya menggelegar membelah angkasa.

18. Soal nomor 17 menggunakan majas ...
a. Metonimia
b. Litotes
c. Sinestesia
d. Personifikasi
e. Repetisi

19. Majas yang menjadikan benda mati seolah-olah bernyawa termasuk dalam majas macam...
a. Perbandingan
b. Pertentangan
c. Perumpamaan
d. Sindiran
e. Penegasan

20. Yang termasuk ke dalam majas penegasan adalah...
a. Sinisme, perumpamaan, personifikasi
b. Repetisi, pleonasme, tautologi
c. Tautologi, sinisme, sinestesia
d. Metafora, hiperbola, paradoks
e. Ironi, sarkasme, litotes



Majas

 Majas

  Gaya bahasa atau majas adalah suatu cara mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan bahasa yang indah dan personal dan digunakan untuk meningkatkan efek dan menjelaskan gagasan sehingga dapat dimengerti baik oleh pembaca maupun pendengar.

  Ada enampuluh gaya bahasa/majas yang diklasifikasikan ke dalam empat kelompok, yaitu:

    (I) majas perbandingan,

    (II) majas pertentangan,

    (III) majas Sindiran, dan

    (IV) majas penegasan

  I. Majas perbandingan

Pengertian Majas Perbandingan adalah kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca. Jika diperhatikan dari cara pengambilan perbandingannya, Majas Perbandingan terbagi atas:

1) Asosiasi atau Perumpamaan

Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana.

Contoh :

a) Semangatnya keras bagaikan baja.
b) Mukanya pucat bagai mayat.
c) Wajahnya kuning bersinar bagai bulan purnama

2) Metafora

Metafora adalah majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis.

Me·ta·fo·ra /métafora/ : Pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan, misalnya tulang punggung dalam kalimat pemuda adalah tulang punggung negara

Contoh:

a)      Engkau belahan jantung hatiku sayangku. (sangat penting)
b)      Raja siang keluar dari ufuk timur
c)      Jonathan adalah bintang kelas dunia.
d)      Harta karunku (sangat berharga)
e)      Dia dianggap anak emas majikannya.
f)       Perpustakaan adalah gudang ilmu.

3) Personifikasi

Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia.

Contoh:

a) Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
b) Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.
c) Peluit wasit menjerit panjang menandai akhir dari pertandingan tersebut.

4) Alegori

Alegori adalah Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.

Alegori: majas perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh. Contoh: Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi

Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.

Contoh:
Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.

5) Simbolik

Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan
mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang.

Contoh:

a)   Ia terkenal sebagai buaya darat.
b)   Rumah itu hangus dilalap si jago merah.
c)   Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian
d)   Melati, lambang kesucian
e)   Teratai, lambang pengabdian

6) Metonimia

Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau lebel dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut.Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.

Contoh:

a) Di kantongnya selalu terselib gudang garam. (maksudnya rokok gudang garam)
b) Setiap pagi Ayah selalu menghirup kapal api. (maksudnya kopi kapal api)
c) Ayah pulang dari luar negeri naik garuda (maksudnya pesawat)

7) Sinekdok

Sinekdok adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut.

1) Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.

    Contoh:
a) Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
b) Per kepala mendapat Rp. 300.000.

2.) Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.

    Contoh:
a) Dalam pertandingan final bulu tangkis Rt.03 melawan Rt. 07.
b) Indonesia akan memilih idolanya malam nanti.

8. Simile

Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".

Contoh:

Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja. 

  II. Majas pertentangan

Majas Pertentangan adalah “Kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan maksud untuk memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar”. Jenis-jenis Majas Pertentangan dibedakan menjadi berikut.

1) Antitesis

Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.

Contoh:
a) Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
b) Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.

2) Paradoks

Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.

Contoh;

a) Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
b) Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini.

3) Hiperbola

Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian.

Contoh:
a) Suaranya menggelegar membelah angkasa.
b) Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.

4) Litotes

Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.

Contoh:
a) Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan air putih saja.
b) Mengapa kamu bertanya pada orang yang bodoh seperti saya ini?

III. Majas Sindiran

Majas Sindiran ialah kata-kata berkias yang menyatakan sindiran untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Majas sindirian dibagi menjadi:

1) Ironi

Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan denganmaksud menyindir.

Contoh:
a) Ini baru siswa teladan, setiap hari pulang malam.
b) Bagus sekali tulisanmu sampai tidak dapat dibaca.


2) Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung.

Contoh :
a) Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh   orang terpelajar sepertimu.
b) Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu itu.


3) Sarkasme

Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.

Contoh:
a) Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
b) Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!

IV. Majas Penegasan

Majas Penegasan ialah kata-kata berkias yang menyatakan penegasan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Majas penegasan terdiri atas tujuh bentuk berikut.

1) Pleonasme

Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.

Contoh:

a) Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
b) Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.


2) Repetisi

Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.

Contoh:

a) Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
b) Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa.


3) Paralelisme

Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.

Contoh:

a) Cinta adalah pengertian
b) Cinta adalah kesetiaan
c) Cinta adalah rela berkorban


4) Tautologi

Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.

Contoh:

a) Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran saja.
b) Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara.


5) Klimaks

Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut dan makin lama makin meningkat.

Contoh:

a) Semua orang dari anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut antri minyak.
b) Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun tak berhak mencampuri urusan pribadi seseorang.


6) Antiklimaks

Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut yang makin lama menurun.

a) Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam acara syukuran itu.
b) Di kota dan desa hingga pelosok kampung semua orang merayakan HUT RI ke -62.


7) Retorik

Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.

Contoh:

a) Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?
b) Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?


Pepatah



 Pepatah
I Peribahasa
Peribahasa ialah susunan kata yang pendek  dengan makna yang luas, mengandung kebenaran, sedap  didengar, sedap, bijak perkataannya dan mudah dipahami

Peribahasa tradisi merujuk kepada peribahasa yang digunakan dalam pertuturan sehari-harian atau secara bercetak sebelum tarikh kemerdekaan. Peribahasa moden pula merujuk yang dicipta selepas tarikh tersebut. Peribahasa merupakan sabahagian daripada bahasa kiasan dalam budaya Melayu.
Keindahan peribahasa merupakan cara sesuatu peribahasa itu digunakan, yang membina minda. Tetapi pada masa kini, pelbagai peribahasa dicipta yang memaksa pelajar-pelajar menghafalkan seberapa banyak peribahasa seperti robot.

Contoh
. Ada udang dibalik batu
    Artinya:
1. Mempunyai maksud tersembunyi yang tidak     ditampakkan.  
2.Kalah jadi abu, menang jadi arang
    Artinya: Menang atau kalah dalam suatu perselisihan pasti  merugi

Bentuk Pribahasa antara lain:

I Pepatah

      Pepatah adalah jenis peribahasa yang nasihat atau ajaran dari orang tua
Contoh:
a. Air tenang menghanyutkan artinya orang pendiam bayak ilmunya
b. Setinggi-tinggi bangau terbang hinggap kekubanganya juga artinya walaupun kemana saja orang pergi kelak tentu kembali ke negri sendiri 

II. Perumpamaan 

       Perumpamaan adalah jenis peribahasa yang berisi perbandingan yang menggunakan kata seperti, sebagai, bagai, bak, atau laksana.

Contoh:
a. Seperti pungguk merindukan bulan berarti mengharap-harapkan sesuatu yang tidak mungkin tercapai.
b. Bagai makan buah si malakama, dimakan ibu mati, tak dimakan bapak mati berarti serba sulit dalam menentukan sikap atau tindakan.


III
Pemeo 

       Pemeo adalah jenis peribahasa yang dijadikan semboyan.
Contoh:
a. Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul berarti seia sekata, senasib sepenanggungan.
b. Patah sayap, bertongkat paruh berarti tidak berputus asa.

Ungkapan



BAB II (Pepatah, Majas)

BAB II

 Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang menyatakan suatu maksud, keadaan seseorang, atau hal yang mengungkapkan kelakuan, perbuatan atau hal mengenai diri seseorang. Peribahasa mencakup ungkapan, pepatah, perumpamaan, ibarat, tamsil. (Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan Badudu-Zain (1994)).
Pada umumnya, kelompok kata atau kalimat dalam peribahasa memiliki struktur susunan yang tetap, dan merupakan kiasan terhadap suatu maksud. Kalimat yang dipakai biasanya mengesankan dan memiliki arti yang luas. Didalam suatu peribahasa terdapat unsur sistem budaya masyarakat yang berhubungan dengan nilai-nilai, pandangan hidup, norma dan suatu aturan dalam masyarakat. Di kebudayaan melayu peribahasa sering dipakai atau diucapkan dalam kehidupan sehari-hari, dengan kata lain sastra lisan ini merupakan salah satu sarana enkulturasi dalam proses penanaman nilai-nilai adat dari waktu ke waktu.
 
Peribahasa yang memiliki arti lugas
  • Bidal
Peribahasa jenis bidal memiliki rima dan irama, seringkali digolongkan kedalam bentuk puisi.
Contoh:
bagai kerakap di atas batu
hidup segan mati tak mau
  • Pepatah
Peribahasa jenis pepatah memiliki isi yang ringkas, bijak dan seolah-olah diucapkan untuk mematahkan/mematikan ucapan orang lain.
Contoh:
biar lambat asal selamat.
sedikit-demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.

Peribahasa yang memiliki arti simbolis

  • Perumpamaan
Peribahasa dalam bentuk perumpamaan, ungkapannya mengandung arti simbolik, biasanya dimulai dengan kata seperti, bagai atau bak.
Contoh:
bagai pinang dibelah dua.
datar bak lantai papan, licin bak dinding cermin.

MATERI BAHASA INDONESIA KELAS XII

                              MATERI BAHASA INDONESIA KELAS XII SMK



Hakikat apresiasi adalah suatu langkah untuk mengenal,memahami dan menghayati suatu
                                               karya yang berakhir dengan timbulnya pencelupan atau rasa menikmati
                                               karya tersebut.
Proses Apresiasi :
1)Upaya mengeksplorasi  jiwa pengarang ke dalam bentuk bahasa yang akan disampaikan
                  kepada orang lain.
2)Upaya menjadikan sastra media komunikasi antara atau pencipta dan peminat sastra
3)Upaya menjadikan sastra sebagai alat penghibur dalam arti pemuas hati peminat sastra
4)Upaya menjadikan isi karya sastra sebagai bentuk ekspresi pengarang atau sastrawan.
Untuk mengapresiasi karya sastra atau teks sastra perlu dilakukan aktivitas sebagai berikut:
1)    Mendengarkan /menyimak
2)    Membaca
3)    Menonton
4)    Mempelajari bagian-bagiannya
5)    Menceritakan kembali
6)    Mengomentari
7)    Meresensi
8)    Membut parafrase
9)    Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan karya sastra
10)    Merasakan seperti ; mendeklamasikan ( untuk puisi) atau melakonkan (untuk drama)
11)    Membuat sinopsis cerita dan sebagainya.
Jenis Apresiasi :
1)    Memberikan penilaian dan penghargaan yang positif bagi semua karya sastra.
2)    Memberikan penjelasan secara objektif dan mempertanggungjawabkan sikap kepada orang lain.
3)    Menarik pikiran dan perasaan atau jiwa seninya.
4)    Merespons karya dengan bentuk sikap atau apresiatif kinetic dan sikap tindakan atau apresiatif bersifat verbalitas.
Apresiasi bersifat kinetik : sikap memberikan minat pada sebuah karya sastra lalu  
                                                                 berlanjut keseriusan untuk melakukan langkah-langkah
                                                                 apresiatif secara aktif.
Apresiasi bersifat verbal : pemberian penafsiran, penilaian dan penghargaan yang
                                                             berbentuk penjelasan, tanggapan, komentar, kritik, dan saran
                                                             serta pujian baik lisaan maupun tulisan.
Hirarki keseusasatraan Indonesia :
1)    Prosa
2)    Puisi
3)    Drama
4)    Film
5)    Cabaret

.
Tema Utama dalam karya sastra Indonesia:
1)    Percintaan
2)    Sosial
3)    Budaya
4)    Politik
5)    Religiusitas
Unsur ekstrinsik dan intrinsik karya sastra
1)Unsur Ekstruinsik  ( unsur  yang berasal dari luar karya sastra)
a.    Faktor Sejarah : faktor aktual yang terjadi pada masa lampau sebagai bukti kepada generasi penerus untuk mengenang peristiwa yang benar-benar terjadi dengan tujuan membangkitkan minat pembaca agar suatu kejadian menimbulkan suatu pernyataan dan keinginan membaca hasil karya sampai selesai.
b.    Faktor Kejiwaan/Pendidikan : faktor yang mengupas penyimpangan-penyimpangan yang timbul pada masyarakat secara factual, menampilkan suasana patriotism yang mewakili aspirasi masyarakat tertindas.
c.    Faktor Sosiologi  : bentuk-bentuk kehidupan bersama manusia dalam arti bukan hanya sebagai bagian dari alam saja, tetapi bentuk kehidupan yang ada hubungannya dengan masyarakat dan budaya.
d.    Faktor Ekonomi : peristiwa-peristiwa yang terjadi di masyarakat sehubungan dengan peningkatan kemakmuran yang dapat memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani sehingga dapat meningkat harkat dan derajat seseorang.
2) Unsur Intrinsik ( unsur yang berasal dari dalam karya sastra)
    a.  Tema adalah gagasan atau ide pokok yang menjiwai seluruh karangan.
    b.  Alur/plot adalah struktur penyusunan kejadian-kejadian yang disebabkan oleh
                                          pelaku-pelakunya serta dipaparkan secara utuh dan suspentif,
                                          sehingga tersusun  suatu cerita yang sistematis.
         Jenis Alur : maju, mundur ( flash back), melingkar, absur, dan campuran
        Tahapan Alur : pengenalan, pengungkapan masalah, menuju konflik, ketegangan
                 , dan  penyelesaian
    c. Penokohan adalah bagaimana cara pengarang menggambarkan watak tokoh-
                    tokohnya dalam sebuah cerita.
                   Penokohan yang baik harus memenuhi kriteria tema dan amanat.
       Tokoh dalam cerita terdiri atas ; protagonis, ( tokoh utama/panutan) dan antagonis
                   ( tokoh yang menyeramkan) sebaliknya dari protagonis.
     d.Latar atau setting adalah waktu dan terjadinya suatu peristiwa
                 Jenis latar/setting : waktu, tempat, suasana, kejadian, suara/bunyi, rasa, dan
                 peristiwa.
     e.Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca.
      f.Sudut pandang/point of vieuw adalah  posisi pengarang dalam cerita.

               Jenis Sudut pandang :
       1    Pengarang  terlibat langsung dalam cerita sebagai pemeran utama atau sebagai   orang pertama,
 Pengarang  berperan sebagai pelaku utama.
            2    Pengarang sebagai orang ketiga.
3    Pengarang berada di luar cerita  yang serba tahu atau sebagai pengamat /peninjau  yang  menuturkan pengalaman dirinya atau orang lain.
      g.Suasana  adalah penegasan daya pesona, warna dasar sebagai suatu kejadian yang
                          sebenarnya terjadi, atau sebagai pembicaraan tokoh saja.
      h.Gaya bahasa adalah cara khas pengungkapan seseorang pengarang dalam memilih
                                tema persoalan , meninjau persoalan dan menceritakannya dalam
                                dalam sebuah cerita.
       i.Imajinasi adalah pengangkatan situasi ke bidang pelukisan yakni mendeskripsikan
                              sesuatu yang ada dalam pikiran melalui bahasa, baik secara lahiriah ataupun
                              secara batiniah.

Puisi  : menurut  KBBI adalah gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran  orang akan pengalaman dan membangkitkan tahapan khusus lewat penataan bunyi, irama dan makna  khusus
Puisi
1.    Puisi Lama
2.    Puisi Baru
3.    Puisi Modern/Kontemporer

Jenis Puisi lama
1.    Mantra adalah kata-kata yang mengandung unsure hikmat atau kekuatan gaib
Contoh : menyadap nira.
 Assslamu’alaikum putrid satokong besar.
Yang beralun berilir si mayang.
mari kecil, kemari!
Mari seni, kemari !,
Mari halus, kemari!
Aku memaut lehermu.
Aku menyanggul rambutmu.
Aku membawa sadap gading.
Aku membasuh mukamu.
Sadap gading merancung kamu.
Kaca gading menadahkanmu
Kolam gading menanti di bawahmu
Bertepuk berkicar dalam kolam gading
Kolam bernama maharaja bersalin.




Jenis-Jenis Puisi Lama
1. Mantra 
Mantra adalah sejenis puisi tua yang keberadaannya dianggap memiliki kekuatan gaib sebagaimana doa. Pada mulanya mantra bukan bagian dari karya sastra, melainkan bagian dari adat atau kepercayaan. Tetapi, setelah mengalami penelitian mantra memiliki ciri umum sebuah karya sastra.
Contoh mantra:
1. Sihir lontar pinang lontar
        Terletak di ujung bumi
        Setan buta jembalang tua
        Aku sapa tidak berbunyi
2. Assalamu’alaikum putry satulung besar
        Yang beralun beriling simayang
        Mari kecil, kemari
        Aku menyanggul rambutmu
        Aku membawa sadap gading
        Aku membasuh mukamu
2. Pantun 
Pantun adalah puisi lama yang mempunyai tiga ciri. Pertama, terdiri atas empat baris yang berpola ab-ab. Kedua setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata. Ketiga, dua baris pertama sebagai sampiran dan dua baris berikutnya sebagai isi. Kata “pantun” berasal dari kata patutun dalam bahasa Minangkabau yang berarti penuntun. Sejak kemunculannya, pantun biasa digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai alat untuk memlihara bahasa dan mengakrabkan pergaulan antarsesama. 
Contoh pantun:
1. Burung merpati burung dara
        Terbang menuju angkasa luas
        Hati siapa takkan gembira
        Karena aku telah naik kelas.
2. Asam kandis asam gelugur
        Ketiga asam si riang-riang
        Menangis mayat di pintu kubur
        Teringat badan tidak sembahyang.
3. Karmina 
Karmina adalah jenis pantun pendek yang hanya terdiri dari dua baris. Baris pertama merupakan sampiran, sementara baris kedua merupakan isi. Dalam budaya Betawi, karmina sangat dikenal sebagai pantun pendek yang sering digunakan dan disajikan dalam acara-acara penting, seperti lamaran, pernikahan, pesta budaya, dll. 
Contoh karmina:
1. Satu dua tiga empat
        Kakek tua pakai tongkat
2. Burung perkutut terbang melayang
    Abang kentut tidak bilang-bilang