Monday, August 22, 2016

MATERI BAHASA INDONESIA KELAS XII

                              MATERI BAHASA INDONESIA KELAS XII SMK



Hakikat apresiasi adalah suatu langkah untuk mengenal,memahami dan menghayati suatu
                                               karya yang berakhir dengan timbulnya pencelupan atau rasa menikmati
                                               karya tersebut.
Proses Apresiasi :
1)Upaya mengeksplorasi  jiwa pengarang ke dalam bentuk bahasa yang akan disampaikan
                  kepada orang lain.
2)Upaya menjadikan sastra media komunikasi antara atau pencipta dan peminat sastra
3)Upaya menjadikan sastra sebagai alat penghibur dalam arti pemuas hati peminat sastra
4)Upaya menjadikan isi karya sastra sebagai bentuk ekspresi pengarang atau sastrawan.
Untuk mengapresiasi karya sastra atau teks sastra perlu dilakukan aktivitas sebagai berikut:
1)    Mendengarkan /menyimak
2)    Membaca
3)    Menonton
4)    Mempelajari bagian-bagiannya
5)    Menceritakan kembali
6)    Mengomentari
7)    Meresensi
8)    Membut parafrase
9)    Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan karya sastra
10)    Merasakan seperti ; mendeklamasikan ( untuk puisi) atau melakonkan (untuk drama)
11)    Membuat sinopsis cerita dan sebagainya.
Jenis Apresiasi :
1)    Memberikan penilaian dan penghargaan yang positif bagi semua karya sastra.
2)    Memberikan penjelasan secara objektif dan mempertanggungjawabkan sikap kepada orang lain.
3)    Menarik pikiran dan perasaan atau jiwa seninya.
4)    Merespons karya dengan bentuk sikap atau apresiatif kinetic dan sikap tindakan atau apresiatif bersifat verbalitas.
Apresiasi bersifat kinetik : sikap memberikan minat pada sebuah karya sastra lalu  
                                                                 berlanjut keseriusan untuk melakukan langkah-langkah
                                                                 apresiatif secara aktif.
Apresiasi bersifat verbal : pemberian penafsiran, penilaian dan penghargaan yang
                                                             berbentuk penjelasan, tanggapan, komentar, kritik, dan saran
                                                             serta pujian baik lisaan maupun tulisan.
Hirarki keseusasatraan Indonesia :
1)    Prosa
2)    Puisi
3)    Drama
4)    Film
5)    Cabaret

.
Tema Utama dalam karya sastra Indonesia:
1)    Percintaan
2)    Sosial
3)    Budaya
4)    Politik
5)    Religiusitas
Unsur ekstrinsik dan intrinsik karya sastra
1)Unsur Ekstruinsik  ( unsur  yang berasal dari luar karya sastra)
a.    Faktor Sejarah : faktor aktual yang terjadi pada masa lampau sebagai bukti kepada generasi penerus untuk mengenang peristiwa yang benar-benar terjadi dengan tujuan membangkitkan minat pembaca agar suatu kejadian menimbulkan suatu pernyataan dan keinginan membaca hasil karya sampai selesai.
b.    Faktor Kejiwaan/Pendidikan : faktor yang mengupas penyimpangan-penyimpangan yang timbul pada masyarakat secara factual, menampilkan suasana patriotism yang mewakili aspirasi masyarakat tertindas.
c.    Faktor Sosiologi  : bentuk-bentuk kehidupan bersama manusia dalam arti bukan hanya sebagai bagian dari alam saja, tetapi bentuk kehidupan yang ada hubungannya dengan masyarakat dan budaya.
d.    Faktor Ekonomi : peristiwa-peristiwa yang terjadi di masyarakat sehubungan dengan peningkatan kemakmuran yang dapat memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani sehingga dapat meningkat harkat dan derajat seseorang.
2) Unsur Intrinsik ( unsur yang berasal dari dalam karya sastra)
    a.  Tema adalah gagasan atau ide pokok yang menjiwai seluruh karangan.
    b.  Alur/plot adalah struktur penyusunan kejadian-kejadian yang disebabkan oleh
                                          pelaku-pelakunya serta dipaparkan secara utuh dan suspentif,
                                          sehingga tersusun  suatu cerita yang sistematis.
         Jenis Alur : maju, mundur ( flash back), melingkar, absur, dan campuran
        Tahapan Alur : pengenalan, pengungkapan masalah, menuju konflik, ketegangan
                 , dan  penyelesaian
    c. Penokohan adalah bagaimana cara pengarang menggambarkan watak tokoh-
                    tokohnya dalam sebuah cerita.
                   Penokohan yang baik harus memenuhi kriteria tema dan amanat.
       Tokoh dalam cerita terdiri atas ; protagonis, ( tokoh utama/panutan) dan antagonis
                   ( tokoh yang menyeramkan) sebaliknya dari protagonis.
     d.Latar atau setting adalah waktu dan terjadinya suatu peristiwa
                 Jenis latar/setting : waktu, tempat, suasana, kejadian, suara/bunyi, rasa, dan
                 peristiwa.
     e.Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca.
      f.Sudut pandang/point of vieuw adalah  posisi pengarang dalam cerita.

               Jenis Sudut pandang :
       1    Pengarang  terlibat langsung dalam cerita sebagai pemeran utama atau sebagai   orang pertama,
 Pengarang  berperan sebagai pelaku utama.
            2    Pengarang sebagai orang ketiga.
3    Pengarang berada di luar cerita  yang serba tahu atau sebagai pengamat /peninjau  yang  menuturkan pengalaman dirinya atau orang lain.
      g.Suasana  adalah penegasan daya pesona, warna dasar sebagai suatu kejadian yang
                          sebenarnya terjadi, atau sebagai pembicaraan tokoh saja.
      h.Gaya bahasa adalah cara khas pengungkapan seseorang pengarang dalam memilih
                                tema persoalan , meninjau persoalan dan menceritakannya dalam
                                dalam sebuah cerita.
       i.Imajinasi adalah pengangkatan situasi ke bidang pelukisan yakni mendeskripsikan
                              sesuatu yang ada dalam pikiran melalui bahasa, baik secara lahiriah ataupun
                              secara batiniah.

Puisi  : menurut  KBBI adalah gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran  orang akan pengalaman dan membangkitkan tahapan khusus lewat penataan bunyi, irama dan makna  khusus
Puisi
1.    Puisi Lama
2.    Puisi Baru
3.    Puisi Modern/Kontemporer

Jenis Puisi lama
1.    Mantra adalah kata-kata yang mengandung unsure hikmat atau kekuatan gaib
Contoh : menyadap nira.
 Assslamu’alaikum putrid satokong besar.
Yang beralun berilir si mayang.
mari kecil, kemari!
Mari seni, kemari !,
Mari halus, kemari!
Aku memaut lehermu.
Aku menyanggul rambutmu.
Aku membawa sadap gading.
Aku membasuh mukamu.
Sadap gading merancung kamu.
Kaca gading menadahkanmu
Kolam gading menanti di bawahmu
Bertepuk berkicar dalam kolam gading
Kolam bernama maharaja bersalin.




Jenis-Jenis Puisi Lama
1. Mantra 
Mantra adalah sejenis puisi tua yang keberadaannya dianggap memiliki kekuatan gaib sebagaimana doa. Pada mulanya mantra bukan bagian dari karya sastra, melainkan bagian dari adat atau kepercayaan. Tetapi, setelah mengalami penelitian mantra memiliki ciri umum sebuah karya sastra.
Contoh mantra:
1. Sihir lontar pinang lontar
        Terletak di ujung bumi
        Setan buta jembalang tua
        Aku sapa tidak berbunyi
2. Assalamu’alaikum putry satulung besar
        Yang beralun beriling simayang
        Mari kecil, kemari
        Aku menyanggul rambutmu
        Aku membawa sadap gading
        Aku membasuh mukamu
2. Pantun 
Pantun adalah puisi lama yang mempunyai tiga ciri. Pertama, terdiri atas empat baris yang berpola ab-ab. Kedua setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata. Ketiga, dua baris pertama sebagai sampiran dan dua baris berikutnya sebagai isi. Kata “pantun” berasal dari kata patutun dalam bahasa Minangkabau yang berarti penuntun. Sejak kemunculannya, pantun biasa digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai alat untuk memlihara bahasa dan mengakrabkan pergaulan antarsesama. 
Contoh pantun:
1. Burung merpati burung dara
        Terbang menuju angkasa luas
        Hati siapa takkan gembira
        Karena aku telah naik kelas.
2. Asam kandis asam gelugur
        Ketiga asam si riang-riang
        Menangis mayat di pintu kubur
        Teringat badan tidak sembahyang.
3. Karmina 
Karmina adalah jenis pantun pendek yang hanya terdiri dari dua baris. Baris pertama merupakan sampiran, sementara baris kedua merupakan isi. Dalam budaya Betawi, karmina sangat dikenal sebagai pantun pendek yang sering digunakan dan disajikan dalam acara-acara penting, seperti lamaran, pernikahan, pesta budaya, dll. 
Contoh karmina:
1. Satu dua tiga empat
        Kakek tua pakai tongkat
2. Burung perkutut terbang melayang
    Abang kentut tidak bilang-bilang



No comments:

Post a Comment